Nanas, nenas, atau ananas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Buahnya dalam bahasa Inggris disebut sebagai pineapple karena bentuknya yang seperti pohon pinus. Nama 'nanas' berasal dari sebutan orang Tupi untuk buah ini: anana, yang bermakna "buah yang sangat baik". Burung penghisap madu (hummingbird) merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai serangga juga memiliki peran yang sama.
Model Sungkul Tangga dengan motif ukiran buah nenas pada rumah Banjar di Kalimantan Selatan.
Buah nanas sebagaimana yang dijual orang bukanlah buah sejati, melainkan gabungan buah-buah sejati (bekasnya terlihat dari setiap 'sisik' pada kulit buahnya) yang dalam perkembangannya tergabung --bersama-sama dengan tongkol (spadix) bunga majemuk-- menjadi satu 'buah' besar. Nanas yang dibudidayakan orang sudah kehilangan kemampuan memperbanyak secara seksual, namun ia mengembangkan tanaman muda (bagian 'mahkota' buah) yang merupakan sarana perbanyakan secara vegetatif.
Di Indonesia, propinsi Lampung merupakan daerah penanaman nanas utama, dengan beberapa pabrik pengolahan nanas juga terdapat di sana.
Model Sungkul Tangga dengan motif ukiran buah nenas pada rumah Banjar di Kalimantan Selatan.
Buah nanas sebagaimana yang dijual orang bukanlah buah sejati, melainkan gabungan buah-buah sejati (bekasnya terlihat dari setiap 'sisik' pada kulit buahnya) yang dalam perkembangannya tergabung --bersama-sama dengan tongkol (spadix) bunga majemuk-- menjadi satu 'buah' besar. Nanas yang dibudidayakan orang sudah kehilangan kemampuan memperbanyak secara seksual, namun ia mengembangkan tanaman muda (bagian 'mahkota' buah) yang merupakan sarana perbanyakan secara vegetatif.
Di Indonesia, propinsi Lampung merupakan daerah penanaman nanas utama, dengan beberapa pabrik pengolahan nanas juga terdapat di sana.
Kultivar
Berdasarkan habitat tanaman, terutama bentuk daun dan
buah dikenal 4 jenis golongan nanas, yaitu : Cayenne (daun halus, tidak berduri, buah besar),
Queen (daun pendek berduri
tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish
(daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar)
dan Abacaxi (daun panjang
berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida). Varietas kultivar nanas
yang banyak ditanam di Indonesia
adalah golongan Cayene dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di
kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia.
Dewasa ini ragam varietas/kultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah nanas
Bogor, Subang dan Palembang.
Syarat Tumbuh
Daerah penyebaran nanas ialah 300LU dan 300LS
dari khatulistiwa. Tanaman nanas memerlukan beberapa persyaratan iklim
yang harus dipenuhi agar dapat tumbuh baik. Faktor iklim ini mencakup curah
hujan, ketinggian, kelembapan, suhu dan cahaya matahari. Pada umumnya tanaman nanas ini
toleran terhadap kekeringan serta memiliki kisaran curah hujan yang luas
sekitar 1000-1500 mm/tahun. Akan tetapi tanaman nanas tidak toleran terhadap
hujan salju. Nanas tumbuh pada daerah dataran rendah dengan ketinggian 100-200
mdpl. Di daerah dataran tinggi, tanaman ini masih dapat tumbuh sampai
ketinggian 1200 mdpl. Pertumbuhan optimum tanaman nanas antara 100-700
mdpl. Kelembapan tanah yang berlebihan pada awal pembungaan dapat menghambat
pertumbuhan buah dan menghasilkan daun yang berlebihan. Sedangkan kelembapan
yang berlebihan pada saat pembungaan akan menurunkan mutu. Suhu yang sesuai
untuk budidaya tanaman nanas adalah 29-320C, tetapi juga dapat
hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10. Tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik
dengan cahaya matahari rata-rata 33-71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan
angka tahunan rata-rata 2000 jam.
Kesuburan Tanah
Pada umumnya hampir semua jenis
tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk tanaman nanas. Meskipun
demikian, lebih cocok pada jenis tanah yang mengandung pasir, subur, gembur dan
banyak mengandung bahan organik serta kandungan kapur rendah. Kesuburan tanah
dapat meningkatkan produktivitas, oleh karenanya tanah yang digunakan untuk
menanam nanas sebaiknya memenuhi kriteria tanah subur. Tanah yang subur terdiri atas hawa (udara) 25%, air
25 %, mineral 45%, dan bahan organic 5 %. Atas dasar tersebut, maka
kesuburan tanah dinilai atas dasar tinggi rendahnya kadar mineral (unsur hara
essensia makro dan mikro) dan mudah sukarnya mineral diserap tanaman. Derajat
keasaman yang cocok adalah dengan pH 4,5-6,5. Tanah yang banyak mengandung
kapur (pH lebih dari 6,5) menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan klorosis.
Sedangkan tanah yang asam (pH 4,5 atau lebih rendah) mengakibatkan penurunan
unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium, dan Molibdinum dengan
cepat.
Teknik Perbanyakan Tanaman
Teknik perbanyakan tanaman nanas dapat dilakukan
dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif dapat digunakan adalah
tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota buah, stek batang dan dengan cara
kultur in vitro. Cara
kultur in vitro biasanya
digunakan untuk memproduksi bibit tanaman yang seragam dalam jumlah besar.
Sedangkan cara generatif dengan biji yang ditumbuhkan dengan
persemaian.Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang
pertumbuhannya normal, sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Cara perbanyakan bibit
tanaman nanas yang akan ditulis disini adalah dari bibit tunas batang dan
dari stek.
Bibit Tunas Batang
Adapun cara pembibitan dari tunas batang adalah
sebagai berikut :
1). Memilih tunas batang yang akan digunakan untuk
pembibitan. Tanaman nanas dalam keadaan sedang berbuah atau telah dipanen.
Tunas batang yang baik adalah panjang 30-35 cm.
2). Kemudian memotong daun-daun dekat pangkal pohon,
untuk mengurangi penguapan dan mempermudah pengangkutan, setelah itu biarkan
selama beberapa hari di tempat teduh dan bibit siap angkut ke tempat penanaman
langsung segera ditanam.
Bibit Nanas dari Stek
Adapun cara pembibitan dari stek adalah sebagai
berikut :
1). Memotong batang nanas yang sudah dipanen buahnya
sepanjang 2,5 cm.
2). Membelah potongan menjadi 4 bagian yang
mengandung mata tunas
3). Potongan-potongan tersebut disemaikan dalam media
pasir bersih
4). Setelah 3,5 bulan, bibit akan mencapai ketinggian
25-35 cm. maka bibit bisa langsung ditanam di kebun
Pembibitan Tanaman
Adapun tahap-tahap pembibitan
tanaman nanas adalah sebagai berikut :
1). Persemaian Tanaman.
Persemaian untuk nanas
memerlukan perlakuan khusus. Langkah dalam menyiapkan media semai dalam bak
persemaian berupa tepung (misalnya Rootone) pada permukaan belahan batang untuk
mempercepat pertumbuhan akar. Belahan batang pada bak persemaian disemaikan
sedalam 1,5-2,5 cm dan jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian dijaga
agar tetap lembab dan sirkulasi udara baik, dengan menutup bak persemaian
dengan lembar plastic tembus cahaya (bening). Stek batang nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Tempat persemaian baru
yang medianya disuburkan dengan pupuk kandang disiapkan. Campuran media berupa
tanah halus, pasir dan pupuk kandang halus (1:1:1) atau pasir dengan pupuk
kandang halus (1:1). Langkah terakhir adalah memindahtanamkan bibit nanas dari
persemaian perkecambahan ke persemaian pembesaran bibit.
2). Pemeliharaan Bibit
Pemeliharaan pembibitan/persemaian penyiraman
dilakukan secara berkala dijaga agar kondisi media tanam selalu lembab dan
tidak kering supaya bibit tidak mati. Pemupukan dilakukan dengan pemberian
pupuk kandang dengan perbandingan kadar yang sudah ditentukan. Penjarangan dan
pemberian pestisida dapat dilakukan jika diperlukan.
3). Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi
bibit mencapai 25-30 cm atau berumur 3-5 bulan.
Penanaman Tanaman
Pengolahan Media Tanam
Persiapan
Penanaman nanas dapat dilakukan
pada lahan tegalan atau ladang. Waktu persiapan dan pembukaan lahan yang paling
baik adalah disaat waktu musim kemarau, dengan membuang pepohonan yang tidak
diperlukan. Pengolahan tanah dapat dilakukan pada awal musim hujan. Derajat keasaman
tanah perlu diperhatikan karena tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik pada pH
sekitar 5,5. Jumlah bibit yang diperlukan untuk suatu lahan tergantung dari
jenis nanas, tingkat kesuburan tanah dan ekologi pertumbuhannya.
Pembukaan Lahan
Untuk membuka suatu lahan, perlu
dilakukan: membuang dan membersihkan pohon-pohon atau batu-batuan dari sekitar
lahan kebun ke tempat penampungan limbah pertanian. Mengolah tanah dengan
dicangkul/dibajak dengan traktor sedalam 30-40 cm hingga gembur, karena, bisa
berakibat fatal pada produksi tanaman. Biarkan tanah menjadi kering minimal
selama 15 hari agar tanah benar-benar matang dan siap ditanami.
Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan dapat
dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk kedua kalinya yang sesuai
dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem petakan cukup dengan cara meratakan
tanah, kemudian di sekililingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air. Sistem bedengan dilakukan dengan cara membuat
bedengan-bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar bedengan 90-150 cm atau
variasi lain sesuai dengan sistem tanam. Tinggi petakan atau bedengan adalah
antara 30-40 cm.
Pengapuran
Derajat kemasaman tanah yang sesuai untuk tanaman
nanas adalah 4,5-6,5. Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit atau Dolomit atau
Zeagro atau bahan kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata dan dicampurkan
dengan lapisan tanah atas terutama tanah-tanah yang bereaksi asam (pH dibawah
4,5). Dosis
kapur disesuaikan dengan pH tanah, namun umumnya berkisar antara 2-4 ton/ha.
Bila tidak turun hujan, setelah pengapuran segera dilakukan pengairan tanah
agar kapur cepat melarut.
Pemupukan
Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk
kandang dengan dosis 20 ton per hektar. Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan
tanah atas atau dimasukkan per lubang tanam. Juga digunakan pupuk anorganik NPK
dan urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, fosfor
diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan Kalium
diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya nanas. Pupuk urea penggunaannya
dikombinasikan dengan perangsang pembungaan.
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Pola tanam merupakan pengaturan
tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun
waktu setahun. Dalam teknik penanaman nanas ada beberapa sistem tanam, yaitu:
sistem baris tunggal atau persegi dengan jarak tanam 150x150 cm baik dalam
maupun antar barisan, 90x30 cm jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar
barisan adalah 90 cm. Sistem baris rangkap dua dengan jarak tanam 60x60 cm, dan
jarak antar barisan sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan adalah 150 cm dan
jarak tanam 45x30 cm, dan jarak antar barisan tanaman sebelah kiri dan kanan
dari 2 barisan tanaman adalah 90 cm. Sistem baris rangkap tiga dengan jarak tanam
30x30 cm membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar barisan sebelah
kiri/kanan dari 3 barisan tanaman: 90 cm dan jarak tanam 40x30 cm dengan jarak
antar barisan sebelah kiri/kanan dari 3 barisan adalah 90 cm serta sisitem baris
rangkap empat dengan jarak 30x30 cm dan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan
dari 4 barisan tanaman 90 cm.
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam pada
jarak tanam yang dipilih sesuai dengan system tanam. Ukuran lubang tanam:
30x30x30 cm. Untuk membuat lubang tanam digunakan pacul, tugal atau alat lain.
Cara Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan
pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang dilakukan:
(1) membuat lubang tanam sesuai
dengan jarak dan sistem tanam yang dipilih
(2) mengambil bibit nanas sehat dan baik dan menanam
bibit pada lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam
(3) tanah ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal
batang bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak
langsung dengan air tanah
(4) dilakukan penyiraman hingga
tanah lembab dan basah
(5) penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5
cm bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit mudah busuk.
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan nanas tidak
dilakukan karena tanaman nanas spesifik dan tidak berbentuk pohon. Kegiatan
penyulaman nanas diperlukan, sebab ceding-ceding bibit nanas tidak tumbuh
karena kesalahan teknis penanaman atau faktor bibit.
Penyiangan
Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas
dari rumput liar dan gulma pesaing tanaman nanas dalam hal kebutuhan air, unsur
hara dan sinar matahari. Rumput liar sering menjadi sarang dari dan penyakit.
Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan rumput liar di kebun, namun untuk
menghemat biaya penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan. Cara
penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput dengan
tangan/kored/cangkul. Tanah di sekitar bedengan digemburkan dan ditimbunkan
pada pangkal batang nanas sehingga membentuk guludan.
Pembubunan
Pembubunan diperlukan dalam penanaman nanas,
dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan
sebaiknya mengambil tanah dari selokan atau parit di sekeliling bedengan, agar
bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam, sehingga drainase
menjadi normal kembali. Pembubunan berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah
dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman nanas
berdiri kuat.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah
tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk buatan. Pemupukan susulan berikutnya
diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah:
a. Pupuk NPK tablet (Pamafert)
Bentuk pupuk berupa tablet, berat 4 gram setiap
tablet. Dosis
anjuran satu tablet tiap tanaman
b. Pupuk tunggal berupa campuran ZA, TSP, atau SP-36
dan KCl
1. Dosis anjuran 1: ZA 100 kg + TSP atau SP-36 60 kg
+ KCl 50 kg per hektar. Pupuk susulan diulang setiap 4 bulan sekali dengan
dosis yang sama.
2. Dosis anjuran 2: mulai umur 3 bulan setelah tanam
dipupuk dengan ZA 125 kg atau urea 62,5 kg + TSP atau SP-36 75 kg/ha. Pada umur
6 bulan dipupuk kandang 10 ton/ha.
Cara pemberian pupuk dibenamkan/dimasukkan ke dalam
parit sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan
tanah. Cara lain: disemprotkan pada daun terutama pupuk Nitrogen dengan dosis
40 gram Urea per liter atau ± 900 liter larutan urea per hektar.
Pengairan dan Penyiraman
Sekalipun tanaman nanas tahan
terhadap iklim kering, namun untuk pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan
air yan cukup. Pengairan /penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam seminggu atau
tergantung keadaan cuaca. Tanaman nanas dewasa masih perlu pengairan untuk
merangsang pembungaan dan pembuahan secara optimal. Pengairan dilakukan 2
minggu sekali. Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas
kerdil dan buahnya kecil-kecil. Waktu pengairan yang paling baik adalah sore
dan pagi hari dengan menggunakan mesin penyemprot atau embrat.
Hama
Penggerek
buah (Thecla basilides Geyer)
Ciri: Kupu-kupu berwarna coklat dan kupu-kupu betina
meletakkan telurnya pada permukaan buah, kemudian menetas menjadi larva; bentuk
larva pada bagian tubuh atas cembung, bagian bawah datar dan tubuh tertutup
bulu-bulu halus pendek.
Gejala: Menyerang buah dengan cara
menggerek/melubangi daging buah; buah nanas yang diserang hama ini berlubang dan mengeluarkan getah,
kemudian membusuk karena diikuti serangan cendawan atau bakteri.
Pengendalian: Non kimiawi dengan menjaga kebersihan
kebun serta membuang bagian tanaman yang terserang hama; Kimiawi dengan menyemprot insektisida
yang mangkus dan sangkil, seperti Basudin 60 EC atau Thiodan 35 EC pada
konsentrasi yang dianjurkan.
Kumbang (Carpophilus hemipterus L.)
Ciri: Berupa kumbang kecil, berwarma coklat/hitam;
larva berwarna putih kekuningan, berambut tipis, bentuk langsing berkaki 6.
Gejala: Menyerang tanaman nanas yang gluka sehingga
bergetah dan busuk oleh mikroorganisme lain (cendawan dan bakteri).
Pengendalian: Dilakukan dengan menjaga kebersihan
kebun dan pemberian insektisida.
Lalat buah
(Atherigona sp.)
Ciri: Lalat berukuran kecil, meletakkan telur pada
bekas luka bagian buah, kemudian menjadi larva berwarna putih.
Gejala: merusak/ memakan daging buah hingga
menyebabkan busuk lunak.
Pengendalian: non kimiawi dengan menjaga kebersihan
kebun, membuang buah yang terserang lalat buah; kimiawi dengan cara disemprot
insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Thiodan 35 EC atau Basudin EC
pada konsentrasi yang dianjurkan.
Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima)
Ciri: Tubuh thrips berukuran sangat kecil panjang
sekitar 1,5 mm, berwarna coklat, dan bermata besar.
Gejala: menyerang tanaman dengan cara menghisap
cairan sel daun sehingga menimbulkan bintik-bintik berwarna perak; pada tingkat
serangan yang berat menyebabkan pertumbuhan tanaman muda terhambat.
Pengendalian: secara non kimiawi dapat dilakukan
dengan menjaga kebersihan kebun dan mengurangi ragam tanaman inang; secara
kimiawi dilakukan dengan penyemprotan insektisida: Mitac 200 EC atau Dicarol 25
SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
Sisik (Diaspis bromeliae Kerne)
Ciri: Serangga berukuran kecil diameter ±2,5 mm,
bulat dan datar, berwarna putih kekuningan/keabu-abuan, bergerombol menutupi
buah dan daun, sehingga menyebabkan ukuran buah kecil dan pertumbuhan tanaman
terhambat.
Pengendalian: Dapat disemprot dengan insektisida
Decis 2,5 EC atau Curacron 500 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
Ulat buah (Tmolus echinon L)
Ciri:Serangga muda/dewasa berupa kupu-kupu berwarna
coklat serta larva/ulat tertutup rambut halus dan kepalanya kecil.
Gejala: menyerang buah nanas dengan cara menggerek
dan membuat lubang yang menyebabkan buah berlubang, bergetah dan sebagian buah
memotong bagian tanaman yang terserang berat.
Pengendalian : dilakukan dengan mengumpulkan/membunuh
ulat secara mekanis, serta disemprot insektisida: Buldok 25 EC atau Thiodan 35
EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
Hama lain
rayap, tikus, nematoda, bintil akar dan kutu tepung
jeruk juga kadang- kadang menyerang tanaman nanas.
Penyakit
Busuk hati
dan busuk akar
Penyebab: Cendawan Phytophthora
parasitica Waterh dan P.
cinnamomi Rands. Penyakit busuk
hati disebut hearth rot, sedangkan busuk akar dinamakan root rot. Penyebaran
penyakit dibantu bermacam-macam tanaman inang, air yang mengalir, alat-alat
pertanian, curah hujan tinggi, tanah yang mengandung bahan organik dan
kelembaban tanah tinggi antara 25-35 derajat C.
Gejala: Pada daun terjadi perubahan warna menjadi
hijau belang-belang kuning dan ujungnya nekrotis; daun-daun muda mudah dicabut
bagian pangkalnya membusuk dengan bau busuk berwarna coklat, dan akhirnya
tanaman mati; pembusukan pada system perakaran.
Pengendalian: non kimiawi dilakukan dengan cara
perbaikan drainase tanah, mengurangi kelembapan sekitar kebun, dan memotong/mencabut
tanaman yang sakit; kimiawi dengan pencelupan bibit dalam larutan fungisida
sebelum tanam, seperti Dithane M-45 atau Benlate.
Busuk
pangkal
Penyebab: cendawan Thielaviopsis
paradoxa (de Seyn) Hohn atau Ceratocystis
paradoxa (Dade) C. Moreu. Penyakit ini sering
disebut base rot. Penyebaran penyakit dibantu tanaman inangnya, adanya
luka-luka mekanis pada tanaman, angin, hujan dan tanah.
Gejala: pada bagian pangkal
batang, daun, buah dan bibit menampakkan gejala busuk lunak berwarna coklat
atau hitam, berbau khas, atau bercak-bercak putih kekuning-kuningan.
Pengendalian: non kimiawi dengan
melakukan penyimpanan bibit sementara sebelum tanamn agar luka cepat sembuh,
menanam bibit pada cuaca kering, dan menghindari luka-luka mekanis; kimiawi
dengan perendaman bibit dalam larutan fungisida Benlate.
Penyakit
Lain
Penyakit adalah busuk bercak gabus pada buah
disebabkan oleh cendawan Pinicillium
funiculosum Thom, busuk bibit oleh cendawan Pythium sp., layu dan bercak kuning oleh
virus yang belum diketahui secara pasti jenisnya.
Pengendalian: Harus dilakukan secara terpadu,
meliputi penggunaan bibit yang sehat, perbaikan kultur teknik budidaya secara
intensif, pemotongan/pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit.
Gulma
Penurunan produksi nanas dapat
disebabkan oleh banyak dan dominannya gulma karena pemberian mulsa yang kurang
baik sehingga pertumbuhan rumput subur.
Panen
Ciri dan Umur Panen
Panen buah nanas dilakukan
setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung dari jenis bibit yang digunakan.
Bibit yang berasal dari mahkota bunga berbuah pada umur 24 bulan, hingga panen
buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen
setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar setelah berumur 12 bulan. Ciri-ciri
buah nanas yang siap dipanen:
a) Mahkota buah terbuka.
b) Tangkai ubah mengkerut.
c) Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya
bulat.
d) Warna bagian dasar buah kuning.
e) Timbul aroma nanas yang harum dan khas.
Cara Panen
Tata cara panen buah nanas:
memilih buah nanas yang menunjukkan tanda-tanda siap panen. Pangkal tangkai buah dipotong secara mendatar/miring
dengan pisau tajam dan steril. Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak
rusak dan memar.
Periode
Panen
Tanaman nanas dipanen setelah berumur 12-24 bulan.
Pemanenan buah nanas dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua
50%, dan ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun
perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil. Cara peremajaan adalah membongkar seluruh tanaman
nanas untuk diganti dengan bibit yang baru. Penyiapan lahan sampai penanaman
dilakukan seperti cara bercocok tanam pada lahan yang baru.
Nanas | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
Nama binomial | ||||||||||||||||
Ananas comosus (L.) Merr. |
||||||||||||||||
Sinonim | ||||||||||||||||
Ananas sativus |
0 komentar :
Posting Komentar