Cari di Blog Ini

"Semoga artikel berikut dapat memberikan manfaat bagi Anda"
"Banyak cara untuk saling memberi kepada sesama"
"Mari saling berbagi, semoga sukses dan sehat selalu serta dalam keberkahan. Amiin"

Senin, 04 Juli 2011

Teknologi Pembibitan Jeruk Bali Besar

Jeruk Bali besar (citrus maxima. Merr) yang lazim disebut dengan nama jeruk Bali merupakan salah satu buah yang hampir dikenal oleh seluruh Iapisan masyarakat Bali dan sebagian besar masyarakat
di luar Bali. Prospek pemasaran Jeruk Bali cukup baik dan yang perlu mendapatkan perhatian adalah bagaimana meningkatkan produksinya. Penanaman jeruk Bali, baik yang berskala kecil maupun besar (berorientasi agribisnis), harus diawali dengan pembibitan. Keberhasilan pengusahaan tanaman Jeruk Bali ditentukan oleh tersedianya bibit Jeruk Bali bermutu, yaitu bibit Jeruk Bali yang bebas penyakit, murni, identik dengan induknya, tidak cacat serta penangkarannya telah dilakukan dengan benar dan tepat melalui program sertifikasi bibit. Bibit Jeruk Bali yang baik adalah bibit Jeruk Bali yang berasal dari okulasi dan sambung pucuk. Bibit Jeruk Bali tersebut merupakan gabungan bibit semai dan cabang entris dari varietas unggul, yang produksi dan mutu buahnya baik. Dengan bibit asal okulasi dan sambung pucuk akan diperoleh tanaman yang berakar kuat, tumbuhnya subur buahnya banyak dan mutu buahnya tinggi. Salah satu dari cara diatas yaitu okulasi akan disajikan di bawah ini

Jeruk bali
Citrus grandis - Honey White.jpg
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies: C. grandis
Nama binomial
Citrus grandis
Osbeck
OKULASI
Okulasi adalah menempelkan mata tunas tanaman lain kepada batang muda dan dari varietas yang sama, atau antara varietas dalam species. Dengan okulasi sifat-sifat baik dari kedua tanaman (batang bawah dan mata tunas dari batang lain disatukan).
(1)   Syarat-syarat tanaman batang bawah
  • Mempunyai pertumbuhan yang baik dan perakaran yang kuat.
  • Tahan terhadap kekurangan dan kelebihan air.
  • Berasal dari tanaman yang subur serta tahan terhadap penyakit sehingga dapat hidup bersama (compatible).
  • Bibit yang berasal dari biji nuselus dijadikan batang bawah, biasanya jeruk Rough Lemon (RL) atau Japanesche Citroen (JC). Jenis jeruk ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu penyebaran akar dalam tanah cukup luas, baik secara lateral maupun vertikal.
  • Mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap kekeringan.
  • Cabang untuk mata tempel yang sesuai untuk okulasi.
  • Batang bawah yang sudah dikelupaskan kulitnya dan dipotong.
  • Mata tempel yang sudah jadi.
(2)   Penyemaian dan pemeliharaan benih batang bawah
  • Penyemaian benih dilakukan dalam bak persemaian atau bedengan.
  • Media persemaian, merupakan campuran pupuk kandang dan pasir yang telah diayak dengan perbandingan 1:1.
  • Media persemaian sudah disuci-hamakan baik secara kimia maupun fisik dan belum pernah ditanami jeruk.
  • Persemaian diberi naungan plastik yang dapat dibuka atau ditutup.
  • Setelah benih ditanam di persemaian, disiram setiap hari agar tidak kering.
  • Pemupukan dengan NPK diberikan dengan takaran 2 gr/liter air disiramkan merata.
  • Lakukan pengendalian jika terdapat serangan hama/penyakit.
  • Setelah batang bawah berumur 6 bulan sudah dapat disambung atau diokulasi.
(3)   Syarat-syarat tanaman batang atas
  • Berproduksi tinggi/berbuah banyak.
  • Bentuk buah baik/sempurna dan rasanya enak.
  • Tahan terhadap hama dan penyakit.
  • Digemari oleh banyak orang karena mempunyai sifat-sifat unggul.
  • Ranting/cabang yang baik berbentuk bulat dan silendris.
(4) Peralatan dan bahan-bahan yang perlu disiapkan
  • Pisau okulasi yang tajam dan bersih.
  • Tali plastik atau rafia untuk mengikat mata tempel ke batang bawah.
  • Kain lap untuk membersihkan batang pangkal bawah.
  • Gunting pangkas untuk membuang tunas-tunas liar.
(4)   Cara kerja
  • Pangkal bawah pohon yang akan ditempel terlebih dahulu dibersihkan dengan kain lap.
  • Kira-kira 20 cm diatas tanah, kulit pohon pangkal bawah dipotong melintang atau diiris seperti bentuk huruf U terbalik.
  • Sebelah kiri dan kanan potongan/irisan kulit dikorek ke bawah dengan ujung pisau sepanjang 3 cm.
  • Bagian kulit yang telah dipotong dan ditoreh itu kemudian diangkat dan dikelupaskan ke bawah sepanjang 3 cm.
  • Kira-kira 2/3 bagian dari kulit yang telah dikelupaskan tadi dipotong dan sisanya yang 1/3 lagi digunakan untuk menjepit kulit mata yang akan ditempelkan.
  • Setelah cabang/dahan untuk batang atas tersedia, mata tunasnya segera disayat dari dahan tersebut. Kulit dahan bermata tunas (eritris) diiris tipis – tipis beserta kayunya sepanjang 3 cm, kemudian dipotong.
  • Irisan kulit bermata dicongkel dan dilepaskan dengan ujung pisau.
  • Pekerjaan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati, jangan sampai kulit rusak, robek atau kotor.
  • Kulit tempelan segera diletakkan pada celah batang bawah yang telah disiapkan hingga benar-benar pas dan dijepit dengan bagian kulit yang disisakan. Cara menaruhnya jangan sampai terbalik.
  • Setelah kulit calon batang atas menempel, tempelan tersebut harus segera diikat. Cara mengikatnya dari bawah ke atas, kira-kira 1 cm diatas tempelan. Mata tunas jangan tertutup oleh tali pengikat tetapi harus tersembul.
  • Setelah 3 minggu sejak penempelan tali ikatan dibuka dan tempelan diperiksa. Apabila keadaannya tetap hijau segar, berarti tempelan berhasil, tetapi bila warnanya coklat atau kuning, berarti penempelan gagal.
  • Apabila tempelan berhasil, batang bawah dilengkungkan atau dipatahkan pada ketinggian 2-3 cm diatas tempelan. Hal ini dimaksudkan agar mata tunas tempelan dapat tumbuh tanpa disaingi oleh tunas-tunas lain.
  • Apabila tempelan tidak jadi masih dapat dibuat tempelan lagi pada tempat yang lain, misalnya di bagian samping atau belakangnya.
  • Setelah tempelan berhasil menjadi tanaman baru dan keadaannya sudah cukup dewasa (jumlah cabang dan ranting cukup serta berdaun banyak untuk berasimilasi) batang yang dilengkungkan atau dipatahkan tadi dipotong miring dan dibuang.
  • Bekas potongan harus dilumuri atau ditutup dengan parafin atau cat.
  • Beberapa lama kemudian tanaman dapat dipindahkan ke dalam kantong plastik hitam (polybag) dan diisi tanah yang dicampur pupuk secukupnya, disirami setiap tanahnya keying.
  • Bibit yang sudah cukup besar dalam kantong plastik siap untuk dipasarkan.
sumber : agrilands

0 komentar :

Posting Komentar