Pemilihan Telur Bebek/Itik/Meri
Sebenarnya
untuk usaha DOD/penetasan telur bebek menjadi meri lebih baik memiliki indukan
sendiri, karena kita akan tahu riwayat hidup indukan dan telur. Karena jika
hanya membeli dari luar, kita tidak tahu apakah yang kita beli telur yang bagus
atau tidak, jadi harus memilih telur dahulu.
Bebek
yang siap bertelur berumur 4-5 bulan. Jenis bebek yang di Cirebon, yakni bebek
Rambon bisa bagus diternakkan dimana saja, baik dengan digembalakan, maupun
dikandang. Ini karena bebek Rambon kakinya lebih panjang dari bebek Mojosari,
sehingga larinya lebih lincah dan cepat. Selain itu bebek Rambon memiliki leher
yang lebih panjang dari bebek Mojosari.
Untuk
menghasilkan telur yang fertile, tentunya indukan
betina harus dikawinkan dengan indukan jantan dengan perbandingan 1:10 (1
jantan mengawini 10 betina). Setiap harinya bebek bisa bertelur 1 butir.
Sebenarnya ada cara untuk memperbesar ukuran telur, yakni dengan menggunakan
zat pemacu berupa Ena Egg berbentuk butiran yang dicampur
bersamaan dengan pakan. Namun perlakuan tersebut membuat bebek kelelehan untuk
memproduksi telur, yakni yang biasanya bisa sampai 2 tahun memproduksi, namun
setelah menggunakan zat tersebut hanya sampai 1,5 tahun, karena dubur atau
kloakanya cepat rusak.
Alat Penetas
Usaha
bebek sebelum tahun 70-an belum terorganisir dengan baik. Barulah setelah tahun
70-an dan dibuatnya alat penetasan telur, usaha bebek lebih terorganisir,
walaupun untuk penggunaan alat baru dilakukan oleh 1-2 orang. Penetasan telur
umumnya pada saat itu masih menggunakan bantuan entok, karena bebek tidak mau
mengerami telurnya. Alat penetasan telur/incubator tersebut dinamakan “lemari odel
Akhyar”, karena memang yang pertama kali menciptakan alat tersebut adalah
Akhyar, seorang penduduk desa Kroya Cirebon yang kini telah lama meninggal
dunia.
Dalam
usaha penetasan telur, penggunaan lemari Akhyar tersebut tidak serta merta
membuat telur lebih cepat menetas, namun hanya membantu kemudahan dan
kepraktisan sehingga lebih ekonomis. Proses penetasan tetap memakan waktu
selama 28 hari, layaknya pengeraman dengan bantuan entok. Cara ini terbilang
lebih ekonomis , karenapenetasan meri tidak perlu memilki entok untuk mengerami
yang pastinya membutuhkan lahan yang cukup luas. Selain bisa dilakukan diruang
terbatas, denganpenggunaan alat tersebut membuat usaha ini tidak menghasilkan
limbah apapun.
Lemari
model Akhyar juga bisa dibuat sendiri oleh penetas meri, karena bahan dan
modelnya sangat sederhana. Lemari tersebut terbuat dari bahan kayu dan triplek.
Modelnya seperti lemari pakaian biasa ukuran 1 x 1 x 2 m, dengan beberapa
susunan sekat/rak dari triplek beralas Koran, memiliki kaca dibagian depan agar
bisa terus dipantau keadaan telurnya. Dalam 1 lemari 6 rak mampu menampung 800
butir telur bebek.
Proses Penetasan Bebek/Meri/Itik
Pada
proses penetasan saat ini masih dilakukan dalam 2 cara, yakni penggunaan alat
yang pemanasnya dari lampu minyak dan pemanas dari listrik/kumparan/lampu.
Kedua cara tersebut memilki kelebihan dan kekurangan. Misalnya pemanas dengan
listrik/kumparan memilki kelebihan, yakni tidak mengeluarkan asap hitam
sehingga alat tetap bersih. Karena tergantung listrik, jadi jika terjadi mati
lamapu maka bisa menganggu penetasan. Sedangkan dengan cara sederhana, yakni
dengan lampu minyak memang akan mengeluarkan sedikit asap hitam, namun tidak
terganggu jika terjadi mati lampu.
Pada
rak tingkat pertama yang berda 50 cm dari dasar lantai, terdapat wadah
berbentuk Loyang kotak kue dari kaleng sebagai wadah air. Dan ruang kosong
paling bawah jarak 50 cm dari dasar lantai ditempatkan sebuah lampu minyak
untuk menjaga suhu agar tetap stabil di 100F dan menjaga kelembaban dengan
terciptanya uap air dari air yang dipanaskan. Karena penetasan membutuhkan uap
panas lembab, bukan panas kering. Pemanasan dengan lampu minyak memang yang
paling cocok, karena harus dilakukan terus sampai telur menetas. Jika
menggunaka lampu listrik, tidak baik karena suka berbahaya jika sedang mati
lampu sehingga pembentukan meri menjadi tidak sempurna. Hal tersebut
menyebabkan bentuk tubuh meri tidak sempurna.
Dengan
kapasitas lemari Akhyar 800 butir telur bebek, penetas bisa mendapat untung
bersih sampai Rp.400 ribu samapi menetas. Karena biaya hanya untuk bahan bakar
minyak sekitar 10 liter selama 28 hari. Biaya produksi terbilang cukup sedikit
karena tidak perlu pakan dan tempat yang luas.
Menurut
Prof. Dr. Penny S. Hardjosworo, Praktisi Perunggasan IPB, keberhasilan
penetasan telur bebek menjadi meri umumnya hanya 50%, namun jika ada yang
mencapai 70-80% itu sudah sangat bagus, karena cangkang telur bebek sangat tebal
sehingga memakan waktu lama dan lebih sulit dari penetasan ayam.
Untuk
sentra penetasan meri di desa Kroya Cirebon, selama ini 60% telur lebih banyak
dibeli dari luar, daerah seperti Indramayu, Subang, dan Brebes. Telur yang
tidak fertile biasanya masuk ke dalam usaha pengasinan telur.
Untuk
membedakan meri jantan dan betina, meri yang jantan pada duburnya terdapat
tonjolan, sedangkan yang betina tidak. Selain itu bulu meri jantan lebih kasar
dari betina. Meri yang baru menetas, bisa diberi vaksin Vitachick agar tahan
penyakit, namun bisa pula tidak diberi vaksin, karena menurut Prof. Dr. Penny
S. Hardjosworo, meri labih tahan penyakit daripada anak ayam.
Pakan
untuk meri yang baru menetas biasanya berupa pakan pabrik, yakni
Kopan/Phokphand 5-11, barulah umur 1 minggu bisa diberi menir (pecahan beras)
kukus dan kangkung. Untuk pencegahan penyakit juga bisa diberikan rajangan daun
mengkudu sebulan sekali.
Meri
yang baru menetas biasanya hanya ditempatkan di keranjang dari kawat ram ukuran
1 x 2 m, yang dilapisi kain. Dan bila akan dibawa dalam perjalanan meri tak
perlu diberi perlakuan apapun, cukup ditempatkan pada box kardus ukuran 25 x 25
cm atau tas rinjing biasa.
Sumber : infobisnisukm
bagus boss artikelnya
BalasHapusterimakasih gan...
Hapusdan terima kasih juga atas kunjungannya...
Salam Tani Indonesia...
Semoga Sukses Selalu...
mantap nih artikel nya gan..salam sukses para petani indonesia smoga sllu maju
BalasHapus